Perusahaan keamanan
online Kaspersky lab berhasil mengidentifikasi sebuah virus yang ditanam
untuk tujuan spionase. Virus yang mampu menginfeksi berbagai gadget ini ternyata telah beroperasi selama lima tahun.
Diberitakan CBS News,
Selasa 15 Januari 2013, virus yang bernama "Red October" atau disingkat
"Rocra" adalah piranti lunak berbahaya (malware) yang mampu mencuri
informasi dari target dan secara aktif mengirimkannya ke beberapa server command and control. Server ini merupakan pusat data yang dapat mengatur komputer yang menjalankan malware.
Laporan
Kaspersky mengatakan, bentuk Rocra mirip dengan malware Flame yang
menyerang jaringan komputer Iran tahun lalu. "Ini adalah kerjaan
profesional kampanye spionase siber selama beberapa tahun," kata Kurt
Baumgartner, peneliti keamanan senior di Kaspersky Labs.
Malware
Red October memiliki beberapa karakteristik unik. Salah satu temuan yang
paling mengejutkan, kata Baumgartner, target virus ini ditentukan oleh
geopolitik, seperti instansi pemerintah, kedutaan besar, pusat
penelitian nuklir dan militer.
Salah satu fungsi unik malware ini yaitu dapat menyalakan mesin yang terinfeksi dengan melekatkan sebuah plug-in ke
dalam piranti lunak seperti Adobe Reader atau Microsoft Office. Bahkan
jika malware ini coba dihapus, para peretas masih dapat mengakses
komputer sasaran.
Malware ini menyerang tidak terbatas pada
komputer tradisional. Perangkat mobile seperti Windows Phone, iPhone dan
ponsel Nokia, menurut laporan ini, juga beresiko.
Kaspersky
telah mengamati 60 domain dan mampu merekam dan mencatat enam yang
disebut domian "sinkhole". Perusahaan ini juga mengamati puluhan ribu
komunikasi berbahaya yang berasal dari ratusan domain. Perusahaan ini
memperkirakan jumlahnya dapat mencapai jika.
Pengirim virus ini
diprediksi telah bekerja sejak tahun 2007. Targetnya sebagian besar
adalah negara-negara Eropa Timur, beberapa laporan serangan juga terjadi
di Amerika Utara, Swiss dan Luksemburg.
Kaspersky mensinyalir
virus ini diciptakan oleh peretas China dan modul malware dibuat dalam
bahasa Rusia. "Kami tidak mengatakan mereka adalah hacker Rusia, tetapi
para pengembang berasal dari negara berbahasa Rusia," kata Baumgartner.
(sumber:vivanews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar